Alat musik ini dibuat dari kayu, tanah liat, rotan dan pelepah sagu. Kanda wuta dimainkan selama tiga malam berturut-turut. Malam pertama terbit empas bulan di langit (Melamba); malam kedua terbit lima belas bulan di langit (Mata Omehe); malam ketiga terbit enam belas bulan di langit (Tombara Omehe). Alat musik ini untuk mengiringi khusus tarian lulo ngganda setelah panen.
![]() |
| Dunia Kesenian-blogspot |
Rumah adat Sou raja dahulu berfungsi sebagai tempat tinggal para raja dan keluarga. Selain itu rumah adat tersebut juga sebagai pusat pemerintahan kerajaan. Pembangunan Sou Raja ini atas prakarsa Raja Yodjokodi pada sekitar abat 19 masehi.
Bangunan Banua Oge atau Sou Raja adalah bangunan panggung yang memakai konstruksi dari kayu dan dengan paduan arsitektur bugis dan kaili. Luas keseluruhan Banua Oge atau Sou Raja adalah 32x11,5 meter. Tiang pada bangunan induk berjumlah 28 buah dan bagian dapur 8 buah. Atapnya berbentuk piramide segitiga, bagian depan dan belakang atapnya ditutup dengan papan yang dihiasi dengan ukiran disebut panapiri dan pada ujung bubungan bagian depan dan belakang diletakkan mahkota berukir disebut bangko-bangko.

Ciri khas rumah adat ini adalah sebagai berikut:
1. Berbentuk rumah panggung dengan tiang penyangganya yang pendek dan berukuran kurang dari 1 meter.
2. Mempunyai atap yang berbentuk prisma dengan sudut sempit pada bagian atasnya. Atap tersebut selain berfungsi sebagai peneduh ruangan juga berfungsi sebagai dinding.
3. Pada bagian tangga, pintu dan juga dinding ada beberapa ornamen-ornamen yang berupa pahatan motif khas dari suku Kaili, seperti halnya ukiran pebaula dan ukiran bati. Ukiran pebaula (kepala kerbau) merupakan simbol akan kekayaan, sedangkan ukiran bati (ukiran yang berbentuk seperti kepala kerbau, ayam dan juga babi) merupakan simbol akan kesejahteraan dan kesuburan.
2. Mempunyai atap yang berbentuk prisma dengan sudut sempit pada bagian atasnya. Atap tersebut selain berfungsi sebagai peneduh ruangan juga berfungsi sebagai dinding.
3. Pada bagian tangga, pintu dan juga dinding ada beberapa ornamen-ornamen yang berupa pahatan motif khas dari suku Kaili, seperti halnya ukiran pebaula dan ukiran bati. Ukiran pebaula (kepala kerbau) merupakan simbol akan kekayaan, sedangkan ukiran bati (ukiran yang berbentuk seperti kepala kerbau, ayam dan juga babi) merupakan simbol akan kesejahteraan dan kesuburan.




